Cari Blog Ini

Senin, 17 Mei 2010

PERAHU NABI NUH


Kapal Nabi Nuh Dan Riwayat Bencana Banjir Dalam Alquran
“Bersiaplah Engkau (Nabi Nuh) dengan Kapal mu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda daripada-Ku, maka segeralah angkut bersamamu di dalam Kapal mu dan kerabatmu, dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan berlayarlah dengan seizin-Ku (Al Qur’an Surat Al Mu’minun ayat 27). Inilah ayat yang merupakan bukti kebenaran tentang Kapal Nabi Nuh Dan Riwayat Bencana Banjir Dalam Alquran. Di dalam ayat lain disebutkan: Nabi Nuh berkata; “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku; maka adakanlah suatu keputusan antara aku dan antara mereka, dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku (Al Qur’an Surat Al-Syu’araa’ ayat 117-118). Dua ayat tersebut mirip sebuah dialektika sebab-akibat. Penjelasannya…..

Kaum atau bangsa yang pertama dibinasakan secara massal oleh Allah SWT adalah kaum Nabi Nuh. Allah memusnahkan mereka dengan mendatangkan bencana banjir yang besar dan menenggelamkan mereka. Di antara dua ayat tersebut ada penegasan dalam ayat Al Quran lainnya: “Mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera/laut; dan kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, Sesungguhnya, mereka adalah kaum yang buta(mata hatinya) (Al Qur’an Surat Al A’raf ayat 64).

Sebab kaum Nabi Nuh mendustakan dakwah agama Allah dalam seluruh riwayat kenabian Nuh, maka Allah SWT mengabulkan permohonan Nabi Nuh dan memberikan keputusan terbaik sesuai permintaan Nabi Nuh, yaitu menciptakan azab/siksa berupa bencana banjir sementara Allah SWT tetap pada pilihan untuk menyelamatkan Nabi Nuh beserta kaumnya yang beriman dengan terlebih dahulu memerintahkan untuk membuat Kapal. “Siap-siaplah engkau (Nabi Nuh) dengan Kapal mu….. seperti disinggung pada ayat di atas, dan takdir Allahpun diturunkan-Nya;

Curah hujan yang deras turun dari langit. Diriwayatkan juga bahkan air juga memancar dari perut bumi dengan dahsyat yang dalam sekejap mata berubah menjadi banjir bandang melanda seluruh wilayah di mana kaum Nabi Nuh, dari lembah sampai bukit, sehingga tidak ada tempat berlindung kecuali Kapal Nabi Nuh yang telah diisi penuh dengan orang-orang mukmin dan pasangan makhluk/binatang yang diselamatkan sebelumnya oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.

Notes: Pembuatan Kapal oleh Nabi Nuh atas seizin Allah sebelum bencana banjir diturunkan, juga penyelamatan sejumlah pasangan binatang, dipandang sebagai bentuk mitigasi spiritual dan pengurangan risiko bencana yang pernah dicontohkan dalam Al Qur’an juga bagian dari pencegahan bencana sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.

Kitab Suci umat Kristiani juga menyebutkan: “Kapal Nabi Nuh merupakan suatu perahu besar yang dibuat dari kayu gofir dan ditutup dengan pakal. Ukuran keseluruhannya adalah panjang 450 kaki, lebar 75 kaki dan tinggi 45 kaki dengan tiga geladak di dalam. Sebuah “jendela” dibuat di bagian atas (Kejadian 6:14-16). Sepintas, ukuran keseluruhan kapal ini menjadikannya kendaraan laut terbesar yang ada sebelum abad ke-20, dan proporsinya secara menakjubkan mirip dengan kapal laut besar yang ada sekarang.

Kitab Suci mengatakan bahwa kapal Nabi Nuh kandas di “pegunungan Ararat” (Kejadian 8:4). “Ararat” mungkin menerangkan suatu daerah (kerajaan kuno Urartu) dan bukan puncak gunung secara khusus. Setelah Nabi Nuh dan keluarganya meninggalkan kapal di atas gunung, kapal tersebut tidak pernah disebut-sebut lagi dalam Kitab Suci. Kemudian penulis-penulis Kitab Suci tidak pernah menyatakan bahwa mereka tahu bahwa kapal tersebut masih dapat dilihat.

Posting di atas mudah-mudahan bisa memberi tambahan referensi terkait sedang aktual dan hangat-hangat-nya isu dan berita tentang Penemuan Kapal Nabi Nuh yang yang kisah dan kejadiannya pernah diriwayatkan oleh Al Qur’an bahkan terekam oleh Kitab Suci umat Kristiani. Penting juga untuk dikemukakan, penemuan kapal nabi Nuh ini jelas merupakan bukti dari kebenaran Al Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar