Oleh: Kasmono Monex, penggemar hidup sehat
Ketika saya kecil, saya melihat olahraga tenis meja seperti permainan santai di garasi ataupun di bawah rindangnya pohon mangga. Dari yang terlihat sederhana ternyata kini menjadi olahraga yang menarik dan kompetitif.
Yang awalnya hanya bermain di garasi atau di gang-gang perumahan karena hobi, kini banyak yang bergeser menjadi lebih serius dari hobi menjadi olahraga prestasi.
Teknologi mempengaruhi terjadinya evolusi dalam tenis meja. Penemuan karet dan spons revolusioner mengubah permainan tenis meja. Karet dan spons memungkinkan pemain untuk memberikan spin yang lebih kencang pada bola, meningkatkan kompleksitas dan kecepatan permainan.
Baca juga: https://kasmonomonex.blogspot.com/2024/07/bagaimana-cara-memilih-karet-tenis-meja.html?m=1
Momen paling penting bagi tenis meja adalah ketika tenis meja resmi menjadi olahraga Olimpiade pada tahun 1988, tepatnya Olimpiade Seoul, Korea. Momen ini menandai pengakuan global terhadap olahraga tenis meja. Sejak itulah tenis meja menjadi salah satu cabang olahraga yang dinamis dan kompetitif dalam setiap Olimpiade, dimana setiap negara bersaing untuk meraih medali emas.
Tenis menjadi olahraga yang sangat populer di seluruh dunia, dengan jutaan pemain dan penggemar. Dalam skala kecil di Indonesia misalnya, berbagai pertandingan baik skala nasional maupun turnamen lokal rutin diselenggarakan. Inilah cara para penggiat dan tokoh tenis meja fokus untuk mengembangkan dan mempopulerkan tenis meja di kalangan anak muda dan masyarakat umum.
Inilah bentuk komitmen agar tenis meja terus berkembang dan berevolusi. Kita patut bersyukur masih ada kalangan yang peduli terhadap kelangsungan tenis meja Indonesia. Namun kita juga prihatin terhadap masalah induk organisasi tenis meja Indonesia yang berlarut-larut.
Insan tenis meja harus kompak, baik pemain, penggiat, maupun pengurus. Seperti semboyan penghobi di akar rumput: "persaudaraan tanpa batas". Coolee...
Semangat sehat dan salam 🏓
Tidak ada komentar:
Posting Komentar