Oleh: Kasmono Monex, penggemar hidup sehat
Tenis meja merupakan olahraga yang menggunakan blade / bet sebagai alat pemukul dalam bermain. Peralatan inilah yang paling sering digunakan sebagai bahan diskusi dan paling menjadi perhatian para pemain tenis meja? Ya, karena bet menjadi sangat penting untuk mendukung performa seorang pemain. Jika peralatan lain seperti meja, net, bola sudah standar, beda dengan bet/ alat pemukul. Bet berstandar tentu, tetapi bet banyak ragam merk, jenis kegunaan dan karakter berbeda pada bet yang satu dengan yang lain.
Ada peralatan selain bet yang sangat penting tetapi terkadang perannya dilupakan banyak orang, yaitu lem. Menempelkan karet pada kayu pemukul tentu membutuhkan yang namanya lem. Ada Water Base Glue (lem air) yang saat ini banyak kita gunakan dan Speed Glue (lem kecepatan) yang kita kenal. Namun seiring berjalannya waktu, lem kecepatan dilarang digunakan oleh ITTF.
Speed Glue dapat membantu meningkatkan elastisitas karet/ bet tenis meja yang pada gilirannya akan berdampak positif pada kecepatan dan putaran bola selama permainan.
Biasanya speed glue / lem kecepatan diterapkan beberapa menit sebelum dimulainya pertandingan dalam upaya untuk memberikan efek maksimum. Bagaimana bisa?
Speed Glue diaplikasikan di antara karet dan kayu sebagai bahan perekat. Beberapa menit setelah pemakaian/ pemasangan, speed glue mengeluarkan uap pelarut yang bersarang di sel berpori karet, membuatnya mengembang.
Pada gilirannya, akan mengubah kelenturan karet dan meningkatkan efek trampolinnya saat bola mengenainya, sehingga meningkatkan kecepatan dan putaran bola selama pertandingan.
Baca juga: https://kasmonomonex.blogspot.com/2023/05/cara-merawat-raket-bet-tenis-meja.html?m=1
Penggunaan speed glue untuk tenis meja ditemukan pada tahun 1970-an dan secara tidak sengaja.
Seorang pemain, yang menggunakan lem "tambal ban sepeda" (baca: speed glue) sebagai perekat karet dan kayu, menemukan perbedaan drastis dalam kecepatan dan performa bet.
Hal ini disimpulkan pada penemuan bahwa perekat yang berbeda mempengaruhi karakteristik bet tenis meja dengan cara yang berbeda dan seseorang dapat memperoleh keuntungan dengan menggunakan pelarut seperti trikloroetilen dan 1,1,1-trikloroetana .
Pemain dunia yang pertama kali menggunakan speed glue pada bet adalah Dragutin Surbek. Kemudian diikuti oleh pemain lain seperti Istvan Jonyer, Gabor Gergely dan Tibor Klampar.
Selain keuntungan, menggunakan speed glue sebagai perekat juga mempunyai kekurangan / kerugian, diantaranya adalah:
-Kesulitan dalam penggunaan
-Bahaya kesehatan
-Peningkatan berat bet
-Reli lebih cepat
-Kesulitan penggunaan
-Dan masalah terbesar menggunakan speed glue adalah efeknya pada bet tenis meja berlangsung hanya selama sekitar dua jam (beberapa lem kecepatan dikemudian hari dengan teknologi yang lebih maju juga akan bertahan selama beberapa hari saja).
Hal ini akan menyebabkan pemain harus cepat merekatkan karet mereka sebelum setiap pertandingan. Penyelenggara pertandingan menyediakan ruang khusus untuk tujuan ini dan terjadi antrean.
Bahaya kesehatan
Menurut para ahli, kerugian dan masalah lebih besar berkaitan dengan bahaya kesehatan yang terkait dengan speed glue bisa dikaitkan dengan kanker, terutama jika dihirup.
Dan jika pemain secara teratur mengoleskan lem mereka untuk mendapatkan keuntungan, selalu ada kemungkinan untuk menghirupnya secara teratur.
ITTF melarang banyak zat yang terkait dengan bet tenis meja pada tahun 1995, termasuk pelarut lem dengan cincin benzena, pelarut terhalogenasi, dan N-heksana.
Keputusan melarang penggunaan speed glue pada karet tenis meja diambil pada tahun 2004 oleh ITTF.
ITTF resmi memberlakukan larangan tersebut mulai 1 September 2007 tetapi kemudian diundur menjadi 1 September 2008, memungkinkan pemain untuk menggunakannya selama Olimpiade 2008 untuk terakhir kalinya.
Alasan terbesar larangan tersebut adalah alasan kesehatan, seperti pemicu kanker dll. Lem apa pun yang terdiri dari pelarut organik yang mudah menguap dianggap ilegal. Mutagenisitas, keracunan reproduksi, dan masalah organ target juga menjadi bagian dari alasan pelarangan.
Konon pernah terjadi insiden ketika seorang pemain Jepang pingsan selama proses menempelkan karet tenis mejanya dan mengalami koma selama enam hari. Hal itulah yang membuat ITTF mengambil tindakan.
Baca juga: https://kasmonomonex.blogspot.com/2023/01/tips-memasang-karet-tenis-meja-agar.html?m=1
Mari berlatih tenis meja dengan sehat dan aman. Tenis meja bisa menjadi solusi masalah kesehatan tanpa masalah.
Semangat sehat dan salam 🏓
Tidak ada komentar:
Posting Komentar