Kali Sadang Tercemar Limbah (melintasi Villa Mutiara Cibitung)
Air Kali Sadang berwarna hitam. Kadang berubah warna ungu, merah, tergantung limbah industri yang dibuang pabrik.
Pencemaran sungai di Kabupaten Bekasi sepertinya masih sulit ditanggulangi. Lemahnya pengawasan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), dinilai sebagai sebab, pencemaran lingkungan di Kabupaten Bekasi tak kunjung berhenti. Kali Sadang, menjadi aliran air yang tak pernah lepas dari pencemaran limbah industri.
Warga Perumahan Villa Mutiara sering membicarakan, sudah sejak lama Kali Sadang yang melintasi rumahnya tercemari limbah. Setiap pagi dan malam hari, bau sangat menyengat dan warna air berubah-ubah. Bau tersebut membuat pusing dan mengganggu pernapasan. Ini bukan yang pertama kali dan tidak pernah ada tindak tegas dari Pemkab Bekasi.
Kali Sadang yang sebagian alirannya membelah perumahan Villa Mutiara Jaya, Cibitung, Kabupaten Bekasi ini merupakan sungai yang unik dan luar biasa. Air yang mengalir bisa berubah warna, terkadang hitam legam, terkadang biru dongker, terkadang hijau tua, dan tidak jarang juga berwarna merah seperti yang terlihat pada tanggal 12 November 2011 sebagaimana foto di atas. Menurut informasi dari warga sekitar, sering juga sungai ini mengkilat berkilauan seperti minyak yang tidak mau bersatu dengan air, dan mengeluarkan bau menyengat. Layakkah Kali Sadang ini masuk ke dalam New 7 Wonders of Nature contest?
Air Kali memang tidak dikonsumsi masyarakat, tapi banyak masyarakat yang tinggal tak jauh dari Kali Sadang mengkhawatirkan kualitas air tanah yang mereka konsumsi akan terkena dampak tercemar akibat pencemaran Kali Sadang. Dampak pencemarannya membuat warga resah, apalagi kalau saat banjir, kulit juga gatal-gatal. Ekosistem yang ada di Kali Sadang tentu rusak, terutama ikan. Tidak tampak adanya tanda-tanda kehidupan ekosistem air dalam hal ini ikan di Kali sadang.
Bahkan informasi dari "Radar Bekasi" menyatakan bahwa Camat Cibitung Yana Suyatna mengungkapkan, pencemaran Kali Sadang sudah dilaporkan secara lisan kepada BPLH. Namun diakui Yana, pihaknya belum melaporkan secara tertulis lantaran belum ada laporan masyarakat.
Berikut kutipan berita dari Radar Bekasi 12 April 2011:
“Kami mengetahui dari pembicaraan saja, masyarakat belum ada yang lapor. Makanya kami hanya memberikan laporan lisan,” jelasnya.Yana malah mengalihkan pembicaraan soal normalisasi Kali Sadang yang menurutnya menyempit dan semakin dangkal karena endapan lumpur.
Rencana itu, kata Yana akan dilakukan pada 2012 mendatang. Sosialisasi sudah dilakukan dan bangunan yang berada dibantaran Kali Sadang juga akan ditertibkan.
“Mudah-mudahan 2012 tidak ada halangan, karena sudah program pemerintah. Normalisasi diharapkan bisa menjadi solusi untuk mencegah pencemaran limbah di Kali Sadang,” pungkasnya.
Terpisah, lagi-lagi pihak BPLH mengaku baru mengetahui kalau Kali Sadang tercemar limabah. Berikut petikan kabar dari Radar Bekasi:
Kasi Pencemaran BPLH Asep mengatakan, baru mengetahui kalau Kali Sadang tercemar limbah, dan dalam waktu dekat, kata dia, BPLH akan melakukan peninjaun lokasi untuk mengetahui seberapa parah pencemaran Kali Sadang.
“Tercemar atau tidaknya harus dibuktikan melalui cek laboratarium dahulu, kami akan mengambil sampel air Kali Sadang dalam waktu dekat ini,” katanya singkat.
Padahal, sejak tahun 2006, di Kali Sadang, persis di depan Perumahan Villa Mutiara, Pemkab Bekasi sudah memasang alat pendeteksi limbah cair yang disebut Telemetri.
Semoga ke depan ada diantara kita yang lebih peduli memperjuangkan nasib Kali Sadang. Semoga kita bisa!!!
(*dihimpun dari berbagai sumber dan warga sekitar Kali Sadang)
Berikut ulasan dari beberapa sumber yang kami himpun:
Pencemaran Sungai Di Bekasi Semakin Memprihatinkan
[Cetak] [Kirim ke teman] [Link]
Bekasi, Kompas - Pencemaran sungai dan kali yang melintasi wilayah Bekasi semakin memprihatinkan. Selain bau busuk yang menyengat, kandungan bahan beracun berbahaya (B3)-nya sudah melebihi ambang batas baku yang ditetapkan. Kondisi tersebut terutama disebabkan banyaknya pabrik atau perusahaan di Bekasi yang membuang limbah begitu saja ke sungai atau kali tanpa diolah terlebih dahulu.
Dengan alasan sulit membuktikan, Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi terlihat tidak berdaya melakukan tindakan tegas terhadap perusahaan yang membandel.
Dari laporan tahunan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, hampir semua sungai di Bekasi mengandung zat kimia yang melebihi ambang batas mutu. Sungai yang ditemukan ada limbah B3, antara lain Kali Bekasi, Sungai Sadang, Kali Jaeren, Kali Jambe, Sungai Menir, Kali Sasak Jarang, dan Kali Cikarang Bekasi Laut. Hasil penelitian laboratorium menunjukkan, penurunan kualitas air Kali Sadang terjadi sejak dari hulu sampai hilir.
Sejumlah warga yang tinggal di sisi Sungai Sadang yang mengalir melintasi Kawasan Industri MM2100 di Bekasi, Minggu (23/5), mengatakan, air sungai itu kadang terlihat berwarna hitam atau hijau. Di sepanjang Sungai Sadang terdapat banyak perusahaan, seperti perusahaan obat, minuman ringan, dan pembuatan ampelas.
"Air di Kali Sadang berbeda dengan dulu. Sekarang enggak ada warga yang mau mandi. Apalagi mengonsumsi air di sungai ini. Dalam sehari bisa berubah-ubah warnanya. Kalau pagi, warnanya merah. Bisa juga hijau, kuning, biru, dan hitam. Itu terjadi setiap hari. Saya rasa Sungai Sadang di daerah ini sudah sangat tercemar," ujar Doni (40) yang tinggal Kampung Cikedokan, Cibitung.
Kesulitan
Kepala Teknis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dian Kusmayadi beberapa waktu lalu mengakui, pencemaran sungai di Bekasi akibat banyaknya perusahaan yang membuang limbah langsung ke sungai. Namun, pihaknya kesulitan mendeteksi perusahaan yang nakal karena tidak memiliki alat pemantau limbah yang sensitif. "Hanya sedikit yang membuang limbah ke tempat pengolahan limbah yang benar," katanya.
Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Irfachudin, meminta Pemkab Bekasi berani memberikan sanksi yang berat kepada perusahaan yang nakal mengingat dampaknya bagi kesehatan masyarakat dan pertanian dalam jangka panjang.
DPRD, katanya, sudah menyetujui rencana pembelian alat pemantauan limbah (telemetri) Rp 1,8 miliar lebih, tetapi belum diketahui alat tersebut sudah dibeli atau belum. (ELN)
Sumber Berita Lain
Kali Sadang_Tmpt pmbuangan Limbah beracun pabrik sekitar..
Kali Sadang Masih Tercemar
TERCEMAR LIMBAH : Air Kali Sadang berwarna hitam. Kadang berubah warna tergantung limbah industri yang dibuang pabrik. Firmanto Hanggoro/Radar Bekasi
Cibitung – Pencemaran sungai di Kabupaten Bekasi sepertinya masih sulit ditanggulangi. Lemahnya pengawasan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), dinilai sebagai sebab, pencemaran lingkungan di Kabupaten Bekasi tak kunjung berhenti. Kali Sadang, menjadi aliran air yang tak pernah lepas dari pencemaran limbah industri.
Warga Perumahan Villa Mutiara Egi Saputra (33) mengungkapkan, sejak satu bulan lalu, Kali Sadang yang melintasi rumahnya, kembali tercemari limbah. Setiap pagi dan malam hari, bau sangat menyengat dan warna air berubah-ubah. Bau tersebut, kata Egi membuat pusing dan mengganggu pernapasan. Ini bukan yang pertama kali dan tidak pernah ada tindak tegas dari Pemkab Bekasi.
“Air Kali memang sudah tidak dikonsumsi masyarakat, tapi banyak masyarakat yang tinggal tak jauh dari Kali Sadang. Dampak pencemarannya membuat warga resah, apalagi kalau saat banjir, kulit juga gatal-gatal,” ungkapnya.
Sementara Camat Cibitung Yana Suyatna mengungkapkan, pencemaran Kali Sadang sudah dilaporkan secara lisan kepada BPLH. Namun diakui Yana, pihaknya belum melaporkan secara tertulis lantaran belum ada laporan masyarakat.
“Kami mengetahui dari pembicaraan saja, masyarakat belum ada yang lapor. Makanya kami hanya memberikan laporan lisan,” jelasnya.Yana malah mengalihkan pembicaraan soal normalisasi Kali Sadang yang menurutnya menyempit dan semakin dangkal karena endapan lumpur.
Rencana itu, kata Yana akan dilakukan pada 2012 mendatang. Sosialisasi sudah dilakukan dan bangunan yang berada dibantaran Kali Sadang juga akan ditertibkan.
“Mudah-mudahan 2012 tidak ada halangan, karena sudah program pemerintah. Normalisasi diharapkan bisa menjadi solusi untuk mencegah pencemaran limbah di Kali Sadang,” pungkasnya.
Terpisah, lagi-lagi pihak BPLH mengaku baru mengetahui kalau Kali Sadang tercemar limabah. Kasi Pencemaran BPLH Asep mengatakan, baru mengetahui kalau Kali Sadang tercemar limbah, dan dalam waktu dekat, kata dia, BPLH akan melakukan peninjaun lokasi untuk mengetahui seberapa parah pencemaran Kali Sadang.
“Tercemar atau tidaknya harus dibuktikan melalui cek laboratarium dahulu, kami akan mengambil sampel air Kali Sadang dalam waktu dekat ini,” katanya singkat. Padahal, sejka tahun 2006, di Kali Sdang, persis di depan Perumahan Villa Mutiara, Pemkab Bekasi sudah memasang alat pendeteksi limbah cair yang disebut Telemetri. (mot)
Permalink to this place