NEGARAKU JANGAN DIAM
!!!
Surat Terbuka untuk Presiden RI,
Ir. Joko Widodo
Bekasi, 12 Oktober
2021
Salam Sejahtera,
Semoga Bapak beserta keluarga dalam keadaan sehat dan dalam
lindungan Allah SWT.
Pertama-tama izinkan saya memperkenalkan diri, saya adalah
Singgih Yehezkiel, salah seorang rakyat Bapak yang sebagian besar hidupnya saya
dedikasikan untuk dunia olahraga tanah air khususnya Tenis Meja.
Surat terbuka ini saya buat dan saya tujukan kepada Bapak,
sosok yang sangat saya hormati sebagai pemimpin bangsa. Surat terbuka ini
bagian dari concern dan kepedulian saya kepada bangsa dan negara, harapannya
bisa sampai serta didengar oleh istana dan pemerintah.
Sebagai salah seorang yang juga mencintai negeri ini, pada
kesempatan yang baik ini, saya datang kepada Bapak dengan kesungguhan untuk
menyampaikan beberapa hal "curahan hati" termasuk didalamnya
apresiasi, keprihatinan dan pendapat saya tentang situasi kondisi aktual saat
ini. Adapun yang ingin saya sampaikan adalah:
Perlu kita ketahui bersama, konflik kepengurusan Pengurus
Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) tak kunjung beres. Hal itu
berimbas dengan tidak dikirimkannya atlet tenis meja ke SEA Games 2019 di
Manila.
Dalam waktu empat tahun terakhir PTMSI terpecah jadi tiga.
PTMSI yang diketuai Oegroseno, Lukman Eddy, dan Peter Layardilay mengklaim
sebagai kepengurusan PTMSI yang sah periode 2018-2022.
Peter sendiri menggantikan Tahir yang telah memilih mundur
dari jabatannya.
Dualisme di PTMSI sendiri sudah muncul saat Lukman Edy
terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) tahun
2016 lalu. Lukman Edy menggantikan mantan ketua DPR RI, Marzuki Alie.
Saat itu sudah muncul PTMSI yang dipimpin oleh Oegroseno.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) kala itu mengakui PTMSI pimpinan
Lukman, namun induk organisasi tenis meja yang dipimpin Oegroseno baru saja
memenangkan kasasi di tingkatan Mahkamah Agung.
Perpecahan di tubuh PTMSI itu pun terus berlanjut hingga
kini. Imbas terbaru adalah ditiadakannya Cabor Tenis Meja di PON Papua 2021.
Yang Mulia Bapak
Presiden
Lihatlah berapa banyak masyarakat Tenis Meja, dari pemain
nasional hingga pelatih klub kecil di pelosok negeri yang kehilangan hak
tambahan penghasilan, kehilangan kesempatan menunjukkan prestasi dan kehilangan
hak-hak yang lain atas apa yang terjadi pada kepengurusan PTMSI saat ini. Para
pemain bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya.
Yang Mulia Bapak
Presiden
Lakukanlah amanat di pundakmu sebagai Presiden di negeri
ini. Jalankanlah pasal Undang-undang Dasar negara ini, jangan biarkan rakyatmu
terbebani derita ini hanya karena ulah egois oknum di kepengurusan PTMSI Pusat.
Yang Mulia Bapak
Presiden
Raihlah tangan-tangan rakyatmu yang memohon pertolongan,
ulurkan tali di tengah derasnya gonjang ganjing kekisruhan kepengurusan PTMSI.
Jangan ada sejarah mencatat kami komunitas Tenis Meja
Indonesia turun ke jalan menyambangi Istana Negara hanya untuk menyuarakan
aspirasi seperti ini.
Jangan ada kedukaan di kemudian hari yang mencatat namamu
sebagai pemimpin yang terlena, tak berdaya dan hanya diam atas dualisme
kepengurusan PTMSI. Jangan ada cerita kesemerawutan PTMSI tidak bisa
diselesaikan di kala kepemimpinanmu. Anak cucumu akan bahagia dan sejarah akan
mencatat jika Bapak bisa menyelesaikan kemelut yang terjadi di PTMSI saat ini.
Saya sangat mengapresiasi kepemimpinan Bapak yang bisa
menyelesaikan beberapa masalah bangsa, harapan saya adalah Bapak juga bisa
turun tangan untuk membantu menyelesaikan dualisme kepengurusan di tubuh PTMSI
saat ini.
Atas perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.
Dari Pemerhati dan Pecinta Tenis Meja
Ttd,
Singgih Yehezkiel, S.E., M.Si.
0895358334912
Tembusan:
1. Kemenpora
2. KONI Pusat
3. KOI
4. Polda Metro Jaya
5. Komisi X DPR RI