Oleh: Kasmono Monex, penggemar hidup sehat
Olahraga tenis meja merupakan olahraga prestasi yang tidak dapat diraih dengan cara instan. Pembibitan dan pembinaan atlet menjadi penting untuk masa depan tenis meja Indonesia.
Banyak kita lihat anak-anak berlatih tenis meja di klub yang tersebar di berbagai wilayah. Entah karena si anak memang sudah hobi dengan olahraga bola kecil ini, atau berkat dorongan orangtuanya yang juga pemain tenis meja. Tetapi pada dasarnya karena si anak mau diarahkan dan faktor lingkungan, baik dari keluarga maupun temannya.
Mereka berlatih dengan biaya swadaya dengan cara membayar kepada pelatih kepercayaannya. Orangtua akan senang jika sang anak mempunyai kegiatan yang positif dan apalagi menyehatkan sebagai tujuan utama. Namun seiring perjalanannya, jika dapat dikembangkan menjadi prestasi tentu orangtua akan semakin semangat mendukung sang buah hati dalam berlatih.
Jika sudah menjalani latihan secara intens, tentu orangtua berharap adanya pembinaan secara berjenjang. Lantas mengujinya bagaimana? Caranya adalah dengan mengikuti seleksi atau pertandingan yang ada.
Yang jadi masalah adalah minimnya pertandingan atau seleksi, dan pembinaan pemain usia dini. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi siapapun yang ada di kepengurusan PTMSI, baik kota/ kabupaten maupun provinsi dan pusat.
Beberapa kabupaten/ kota mungkin pernah menyelenggarakan seleksi dan pembibitan atlet pelajar melalui PTMSI maupun Disbudpora. Hal semacam ini perlu diapresiasi. Namun setelah selesai dan terjaring, atlet berprestasi tersebut diberikan wadah untuk pembinaan selanjutnya atau tidak? Dan yang terjadi saat ini, pemain yang terjaring akan dikembalikan ke klub masing-masing untuk pembinaannya. Ini yang menjadi PR.
Kalau hanya mengadakan seleksi atau pertandingan, penyelenggara pertandingan atau EO perorangan juga bisa melakukannya. Tetapi untuk pembinaannya tentu harus ada campur tangan instansi atau lembaga terkait.
Jika saja PTMSI di setiap kota/ kabupaten diwajibkan mempunyai wadah untuk pembinaan bagi atlet-atlet tenis meja berprestasi, kemudian PTMSI Provinsi menyelenggarakan Liga di wilayahnya masing-masing, tak mustahil prestasi tenis meja nasional akan bangkit kembali, bahkan di level internasional.
Baca juga: https://kasmonomonex.blogspot.com/2023/06/usia-dini-atlet-tenis-meja-oleh-kasmono.html?m=1
Sportivitas adalah segalanya di dunia olahraga, termasuk di tenis meja. Menang dan kalah adalah hal yang lumrah. Menang bukan satu-satunya tujuan akhir, tapi bagaimana atlet menjunjung sportivitas yang tinggi untuk meraih kemenangan. Atlet bukan hanya dituntut mengejar good winner tapi juga good loser.
Perkembangan olahraga tenis meja saat ini antusiasnya sudah sangat baik. Semoga ini membuka mata pengurus PTMSI untuk berbenah dan membuat banyak terobosan-terobosan sehingga tenis meja semakin berjaya, dikenal dan juga digemari oleh masyarakat kita.
Semangat sehat dan salam 🏓
Tidak ada komentar:
Posting Komentar