Oleh: Kasmono Monex, penggemar hidup sehat
Tenis meja adalah olahraga keterampilan, dimana untuk menguasainya pemain harus melatih dirinya secara teratur dan terus menerus. Jika sudah terlatih, bermain tenis meja akan terasa ringan dan mudah. Selain itu resiko yang tidak diinginkan juga bisa diminimalisir.
Bermain tenis meja memang mengasikkan, dan saking asik serta semangatnya terkadang membuat pemain menjadi lupa waktu, lupa alarm kondisi tubuh.
Beberapa kasus pernah kita dengar pemain tenis meja terjatuh dan akhirnya meninggal saat sedang berlatih. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini, kecuali kita sebagai pemain harus tahu kondisi tubuh dan kesehatan masing-masing. Jika merasa lelah, berarti alarm tubuh mengisyaratkan agar kita beristirahat. Jangan memaksakan diri hingga tubuh mengalami kelelahan berlebih (fatigue), sehingga bisa mengakibatkan sesuatu yang fatal.
Bagaimana jika kasus itu terjadi dalam suatu pertandingan/ turnamen? Adakah standar operasional prosedur (SOP) yang harus dijalankan oleh setiap penyelenggara pertandingan tenis meja?
Dalam sebuah turnamen, yang sering dibicarakan adalah tentang divisi pemain, karet proses dan lain-lain. Tentang SOP penanganan kecelakaan pemain di lapangan jarang sekali terdengar.
Menurut penulis, SOP tersebut diperlukan agar penyelenggara dapat memenuhi fasilitas kesehatan tiap gelaran pertandingan. Oleh karenanya, jika terjadi insiden tertentu, penyelenggara dapat memberikan bantuan kesehatan yang optimal.
Baca juga: https://kasmonomonex.blogspot.com/2023/10/memforsir-bermaintenis-meja-ini.html?m=1
Untuk mengantisipasi insiden tersebut sebaiknya SOP penanganan kesehatan untuk penyelenggaraan pertandingan tenis meja segera disusun.
Jika sudah tersusun, nantinya SOP kesehatan tersebut harus dipatuhi oleh semua pemain dan penyelenggara pertandingan.
Dokter atau tenaga medis, obat-obatan, alat kesehatan seperti tabung oksigen dan kendaraan ambulance sangat ideal jika tersedia di setiap turnamen/ pertandingan.
Untuk event pertandingan resmi mungkin penyelenggara sudah menyediakan tim medis, tetapi bagaimana dengan turnamen-turnamen kecil yang banyak diselenggarakan di tingkat amatir dan penghobi yang justru rentan terhadap kasus fatal yang sering terjadi?
Kemenpora, Kemenkes dan PTMSI bisa berdiskusi untuk penanganan masalah SOP ini. Kemenkes misalnya, menyusun SOP dan perangkatnya. Jika sudah fixed kemudian PTMSI mensosialisasikannya. Jadi di setiap pertandingan SOP wajib dijalankan oleh penyelenggara dengan cara menyediakan perangkat / fasilitas kesehatan. Dan bagi pelanggarnya dapat dikenakan sanksi secara proporsional.
Semoga insiden fatal kecelakaan pemain di sebuah event lebih dapat diminimalisir, dan kita lebih sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan dibanding sekedar memaksakan diri untuk tetap bermain dengan mengabaikan signal tubuh.
Semangat sehat dan salam 🏓
Tidak ada komentar:
Posting Komentar