Oleh: Kasmono Monex, penggemar hidup sehat
Selain membicarakan setup (bet/ kayu dan karet), divisi pemain menjadi topik menarik yang terkadang berbau pro kontra bagi pemain peserta suatu turnamen atau pertandingan tenis meja.
Pada level anak-anak dan remaja, penentuan divisinya sudah ditentukan berdasarkan kelompok umur. Dan ini sangat mudah klasifikasinya berdasarkan dokumen resmi seperti Kartu Keluarga ataupun Raport sekolah.
Pengelompokannya sebagai berikut:
KU-10 : Kelompok usia dini putra/ putri (umur 10 tahun),
KU-12 : Kelompok pemula putra/ putri (umur 12 tahun),
KU-14 : Kelompok kadet putra/ putri (umur 14 tahun),
KU-17 : Kelompok yunior putra/ putri umur 17 tahun.
Untuk sekelas pemain Porda dan seterusnya, itu menjadi tanggungjawab PTMSI daerah sampai pusat demi roda pembinaan secara berjenjang dan berkesinambungan. Bedakan dengan kelas penghobi!!
Yang terjadi saat ini adalah kurangnya pembinaan dan kompetisi resmi bagi para pemain porda dan seterusnya. Di sisi lain, pemain porda harus tetap menjaga keterampilannya. Dengan alasan tersebut, sehingga pemain porda mengasah kemampuannya dengan berlatih dan mengikuti pertandingan bersama dengan pemain penghobi.
Siapapun pengurusnya kelak semoga kedepan pengurus induk organisasi akan lebih memperhatikan dan memprioritaskan prestasi dan masa depan pemain berprestasi ini. Pembinaan secara berjenjang dan berkesinambungan demi prestasi harus mengalahkan kepentingan pribadi dan kelompok. Setidaknya itulah yang harus ditanamkan dalam hati dan pikiran setiap pengurus.
Khusus kelas "penghobi", justru masalah pengelompokan divisi sampai saat ini masih menjadi pro kontra. Jika acuannya skill/ kemampuan, siapa yang berhak menilai seorang pemain masuk klasifikasi divisi? Tentu menjadi rancu, bukan?
Hanya berdasarkan persepsi, dan inilah yang terkadang menjadi "salah" dalam pengelompokannya oleh penyelenggara pertandingan.
Penghobi pada umumnya memulai bermain tenis meja secara otodidak dan mayoritas sudah "berumur". Mengapa dalam pengelompokannya tidak mengadopsi sistem kelompok umur saja seperti pada pemain anak-anak dan remaja yang sudah digambarkan di atas?
Ah sudahlah, cara adopsi sistem kelompok umur untuk menentukan grade pada pemain penghobi juga hanyalah persepsi dari penulis, tak perlu diperdebatkan.
Penyelenggara atau EO pertandingan mempunyai hak dan sah-sah saja untuk menentukan pemain yang boleh mengikuti pertandingannya. Klasifikasi divisi wajar terjadi satu atau dua kesalahan, karena memang tidak adanya badan atau lembaga yang bertugas mengawasi hal ini. Jika kesalahan yang tidak disengaja, kita maklumi saja.
Baca juga: https://kasmonomonex.blogspot.com/2023/06/divisi-tenis-meja.html?m=1
Meminimalisir kesalahan klasifikasi pemain adalah tindakan yang baik, harus terus ditingkatkan dan perlu diapresiasi. Tetapi untuk memperbaikinya sistem dan klasifikasi pemain penghobi, siapa yang bisa menjawab?
Semangat sehat dan salam 🏓
Untuk penghobby karena orientasi nya bukan prestasi tetapi lebih kearah rekreasi dan happy2 biarkan saja berjalan sesuai selera EO. toh nanti akan ada hukum dagang. Klo EO gak bagus akan di tinggal pelanggan nya...he he he
BalasHapusIya om, pemain penghobi seperti kita tjuan utamanya untuk rekreasi, kalaupun ada prestasi ya itu bonus dari latihan rutin kita. Hehehe 👍👍💪
Hapus